SUMBER-SUMBER DAN ALAT
PENGENALAN PENGETAHUAN MANUSIA
Untuk memenuhi tugas Matakulliah
FILSAFAT ILMU
Yang dibina oleh
Dr. Ahidul Asror, M.Ag
Oleh
Moh. Sunarji
0849110144
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA STAIN JEMBER
NOPEMBER2011
A. Pendahuluan
Di lingkungan pendidikan, terutama pendidikan
tinggi boleh dikatakan setiap waktu
istilah “ Pengetahuan “ menjadi bahasan pokok pada setiap materi
pelajaran atau matakuliah. Walaupun setiap saat diucapkan dari waktu ke waktu
diajarkan, namun tampaknya tidak banyak dilakukan pembahasan mengenai
Pengetahuan itu sendiri. Rupanya bagaimana pengetian Pengetahuan dengan sendirinya
dapat dipahami tampa memerlukan keterangan lebih lanjut. Tetapi apabila harus
memberikan perumusan yang tepat dan cermat mengenai pengertian Pengetahuan,
barulah orang akan merasa bahwa hal itu tidaklah sesederhana yang mereka kira.
Pada dasarnya Pengetahuan merupakan obyek
utama Filsafat Ilmu, dan atau ilmulah yang menjadi obyek filsafat ilmu. Oleh karena
jika terdapat Pengetahuan, akan dipertanyakan secara epistimologis, dari mana
asal Pengetahuan tersebut,bagaimana memperolehnya.Akan tetapi ketika pertanyaan
tersebut dijawab bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman, lalu muncul
pertanyaan bagaimana memperlah pengalaman tersebut, setelah menemukan
pengetahuan yang mengujinya maka dipertanyakan, bagaimana melakukan pengujian
terhadap Pengetahuan yang dimaksud. Sampai ke akar-akarnya, pertanyaan yang
berkaitan dengan seluk-beluk segala bentuk Pengetahuan merupakan kajian
Filsafat Ilmu.
B.
Pengertian
1. Sumber, berarti tempat keluar atau tempat asal.
2. Alat, berarti pekakas, perabot, atau benda yang dipakai untuk memudahkan
pekerjaan.
3. Pengenalan Pengetahuan
Pengenalan berasal dari kosa kata “ kenal “ yang artinya
tahu. Sedangkan Pengetahuan adalah merupakan proses dari usaha manusia untuk
tahu. Sidi Gazalba, mengungkapkan bahwa pengetahuan ialah apapun yan
diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari
: kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Penganut paham Pragmatis, terutama
Dewey, tidak membedakan anatara pengetahuan dengan kebenaran (antara knowledge
dengan truch). Jadi pengetahuan haruslah benar, kalau tidak benar adalah
kontradiksi.
4. Manusia
Manusia adalah Hewanun Natiq, yaitu hewan yang
mempunyai akal dan pikiran. Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang sama statusnyasebagai
hewan atau binatang, akan tetapi yang membedakan manusia dengan binatang yang
lain ialah akal pikirannya. Dengan akal pikirannya manusia selalu ingin tahu
terhadap apa yang ditemuinya baik yang nampak maupun yang tidak nampak oleh
mata.
Jadi Sumber-sumber dan Alat Pengenalan Pengetahuan Manusia
adalah akan membahas tentang dari mana sumber atau asal-usullahirnya
pengetahuan manusiadan dengan apa ia bisa memperoleh pengetahuan tersebut.
C.
Sumber Pengenalan Pengetahuan Manusia
Sebagai sumber lahirnya pengetahuan dan
penemuan-penemuan ilmiah biasanya berkenaan dengan timbulnya keheranan pada
diri seseorang peneliti dalam mengamati sesuatu keanehan atau menonjolnya
sesuatu gejala yang mendorong dilakukannya penelitian-penelitian.
Prof. Soediman Kartohadiprojo, S.H. mengatakan, bahwa rasa heran yang mendorong
seseorang meneliti untuk mengadakan penelitiannya yang merupakan sumber-sumber
penemuan ilmiah.
Dalam hidup dan kehidupan ini, manusia melihat
masalah, lalu memikirkan masalah itu dan mengamati dengan cermat, kemudian
menghubung-menghubungkan hasil pengamatan itu.
Demikian misalnya Izaac Newton, pelopor
ilmu fisika, yang pada suatu hari duduk di taman belakang rumahnya, kemudian
sebuah apel masak jatuh di hadapannya. Ia heran melihat, mengapa apel masak
dari pohon itu jatuh ke bumi, tidak melayang di angkasa. Hal ini mmendorongnya
untuk meneliti terus-menerus yang akhirnya ditemukan “ the law of
gravitation “ dengan daya tarik bumi maka benda yang memiliki bobot akan
jatuh tertarik oleh bumi.
Dalam hepotesiss adanya wahyu Allah SWT, maka
dapatlah dikatakan bahwa ada empat sumber pengetahuan manusia, yaitu :
1. Empirisme
Empiris adalah pengalaman manusia, dengan ini muncul
aliran Empirisme yang dipelopori oleh tokoh John Locke. Manusia
dilahirkan sebagai kertas putih atau meja putih, pengalamanlah yang akan
memberikan lukisan kepadanya. Dunia empiris merupakan sumber pengetahuan utama
dalam dunia pendidikan, terkenal dengan teori “ tabula rasa “ (teori
kertas putih).
Selain John Locke, pada era modern muncul pula George
Barkeley (1685-1753) yang berpandangan bahwa seluruh gagasan dalam pikiran
atau ide datang dari pengalaman dan
tidak ada jatah ruang bagi gagasan yang lepas begitu sajadari pengalaman. Oleh
karena itu ide tidak bersifat independen. Pendapat kongret adalah “ mutlak “ sebagai
sumber pengetahuan utama bagi manusia, karena penalaran bersifat abstrak dan
membutuhkan rangsangan dari pengalaman. Berbagai gejala fisikal akan ditangkap
oleh indera dan dikumpulkan dalam daya ingat manusia, sehingga pengalaman
inderawi menjadi akumulasi pengetahuan yang berupa fakta-fakta. Kemudian upaya
faktualisasinya dibutuhkan akal. Dengan demikian fungsi akal tidak sekedar
menjelaskan dalam bentuk-bentuk khayali semata-mata, melainkan dengan konteks
yang realistik.
Berbicara tentang penglaman, Randall
mengklasifikasikannya menjadi enam bentuk, yaitu :
a. Merupakan suatu akumulasi pengetahuan, informasi, ataupun skill, yang
menunjukkan suatu perub.ahan dan perkembangan.
b. Merupakan suatu kualitas dari perasaan, atau emosi, yang menunjukkan reaksi
psikologis. Sebagai contoh, “ saya memiliki pengalaman yang mengerikan
kemarin “. Pengalaman dalam konteks kalimat tersebut tidak menunjukkan
adanya perkembangan, derajatnya, lebih atau kurangnya, melainkan menunjukkan
perbedadaan dalam pengalaman yang bersifat kualitatif.
c. Merupakan keseluruhan lapangan kesadaran kita. Yang termasuk pengetian ini
tidak hanya pengindraan langsung, melainkan juga tidak langsung.
d. Merupakan suatu latihan yang sistematis dalam melakukan teknik-teknik
observasi secara sadar. Dalam hal ini pengalaman menunjukka kejadian dalam
suatu peristiwa khusus dari suatu repon psikologis.
e. Sebagai dunia fakta, sesuatu yang bersifat eksternal dan obyektif.
f. Sebagai suara relasi, atau hubungan. Dalam pengertian ini pengalaman itu
tidak mutlak murni subyektif, dan tidak mutlak murni obyektif, melainkan suatu
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu
bukan didapatkan melaluipenalaran rasional yang abstrak, namun lewat pengalaman
yang konkret.Denganmenggunakan metode induktif maka dapat disusun pengetahuan
yang berlaku secara umumlewat pengamatan terhadap gejala-gejala fisik yang
bersifat individual.Masalah utama yang
timbul dalam penyusunan pengetahuan secara empiris ini ialah bahwa pengetahuan yang dikumpulkan itu cenderung menjadi suatu kumpulan fakta-fakta. Kumpulan tersebut belum tentubersifat konsisten dan mungkin saja terdapat hal-hal yang bersifat kontradiktif.
timbul dalam penyusunan pengetahuan secara empiris ini ialah bahwa pengetahuan yang dikumpulkan itu cenderung menjadi suatu kumpulan fakta-fakta. Kumpulan tersebut belum tentubersifat konsisten dan mungkin saja terdapat hal-hal yang bersifat kontradiktif.
2. Rasionalisme
Pikiran manusia, hal ini melahirkan paham Rasionalisme yang berpendapat
bahwa sumber satu-satunya dari pengetahuan manusia adalah rasionya (akal
budinya). Pelopornya ialah Rene Descrtes. Aliran ini sangat
mendewakan akal budi manusia yang melahirkan paham ‘ intelektualisme ‘
dalam dunia pendidikan.
Pada abad pertengahan, peranan akal dalam mencari
kebenaran terus berlanjut. Bahwa sumber pengetahuan adalah akal tidak dapat disangkal
oleh siapapun. Kenakalan akal dalam mencari kebenaran absolut tidak pernah
berhenti.Terbukti dengan lahirnya filosof yang dipandang lebih mendalam ketika
memberi jawaban atas pertanyaan yang yang diajukan olehThales tentang
bahan alam semesta ini. Dialah Plotinus (204-270). Teori yang paling
terkenal dari Plotinus ialah teori emanasi yang pengaruhmya dirasakan
oleh filosof Muslim, seperti Al-Farabi.
Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa akallah yang pertama
menemukan pengetahuan dan ilmu, sebagaimana akal membagi ilmu menjadi ilmu
syar’i (ilmuhukum, ilmu yang diperoleh dari wahyu) dan ilmu ‘aqli (ilmu yang
diperoleh murni dari akal). Fungsi akal sangat tinggi dalam memahami wahyu
sehingga akal menyampaikan manusia pada ketauhidan. Menurutnya, semuanya
bermula pada akal dan jika memasuki wilayah hati, kebenaran akal lebih
universal karena berpijak pada wahyu yang telah sejak lama diyakini
kebenarannya.
Meskipun Plato dan Aristotelestelah
berhasil memadukan pikiran-pikiran filsafat sebelumnya, keduanya tidak dapat
membersihkan tata pikir relativitas pengetahuan dan kebenaran. Paling tidak ada
empat aliran yang muncul berkaitan dengan perkembangan filsafat Yunani Kuno,
yaitu :
1)
Aliran natural phylosophy, tokohnya
Democritus dan para filosof Lonia, yang menghargai lam dan wujud benda
setingi-tinginya. Aliran ini berpendapat bahwa alam ini bersifat abadi. Dalam
filsafat Islam, aliran ini dimanai dengan Aliran Tabii.
2)
Aliran Ketuhanan (Theisme), yang
mengakui zat-zat yang metafisik, diwakili oleh aliran Elea dan Socrates, yang
mengatakan bahwa sumber alam indra adalah sesuatu yang berada secara eksternal.
3)
Aliran Mistik, tokohnya Pythagoras,
yang bermaksud memperkecil atau mengingkari nilai-nilai alam indrawi, dan oleh
karena itu aliran ini menganjurkan kepada manusia untuk meninggalkan alam indrawi
yang menjangkau alam yang sempurna untuk membebaskan diri dari keterbelengguan
di alam indrawi.
4)
Aliran Kemanusiaan (Humanisme), yang
menghargai manusia setinggi mungkin, mengakui kesanggupan manusia untuk mencapai
pengetahuan. Manusia adalah alat dan ukuran satu-satunya kebenaran. Aliran
inilah yang diwakili oleh Socrater dan kaum sopis, meskipun keduanya memiliki
perbedaan pandangan.
3. Intuisionisme
Secara etimologis ustilah intuisi berarti langsung
melihat. Pengertian secara umum, merupakan suatu metode yang tidak
berdasarkan penalaran maupun pengalaman dan pengamatan indra. Kaum intuisionis
berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan khusus, yaitu cara khusus
untuk mengetahui yang tidak terikat kepada indra maupun penelaran.
Pentingnya pengetahuan yang diperoleh dengan intuisi,
adalah bahwa pengetahuan itu bukanlah pengetahuan yang berasal dari luar diri
kita, yang bersifat dangkal, melainkan berasal dari dalam diri kita.
Menurut kaum intuisionis, dengan intuisi kita mengetahui
diri kita, mengetahui karakter, perasaan, dan motif orang lain, serta kita
mengetahui, mengalami hakikat yang sebenarnya tentsng waktu, gerak, dan
aspek-aspek yang fundamental dalam jagat
raya ini. Dengan intuisi kita dapat menangkap kenyataan-kenyataan yang
kongktret.
Bergson sebagai salah seorang filosof yang menggunakan intuisi
sebagai metode atau sumber pengetahuan, mengemukakan bahwa intuisi bersifat
individual dan tidak dapat dikomunikasikan. Jadi intuisi lebih bersifat tertutup.
Tokoh-tokoh lainnya yang menggunakan intuisi, diantaranya ialah Al-Ghazali,
Hasserl dan Scheller sebagai tokoh fenomenologis.
Intuisi manusia, kalau pengetahuan yang diperoleh secara
rasional dan empiris yang merupaka produk dari sesuatu rangkaian penalaran,
maka intuisi merupakan pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui proses
penalaran itu. Jawaban dari permaslahan yang sedang dipikirkan muncul di benak
manusia sebagai suatu keyakinan yang benar walaupun manusia tidak bisa
menjelaskan bagaimana utnuk caranya untuk sampai ke situ secara rasional.
Pengetahuan intuitif ini dipakai sebagai hipotesis bagi
analisis selanjutnya dalam menetapkan benar tidaknya penetapan yang dikemukakan
itu. Kegiatan intuitif dan analitik saling bekerjasama dalam menemukan
kebenaran. Bagi tikoh Nictzsche, intuisi ini merupakan intelegensi yang
paling tinggi dan bagi tokoh Maslow merupakan pengalaman puncak ( peak
experience ).
4. Wahyu Allah SWT
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh
Allah SWT kepada manusia lewat para nabi yang diutus-Nya sejak nabi pertama
sampai terakhir sebanyak 25 orang. Wahyu Allah ini dikodifikasikan dalam tiga
buah kitab suci, yaitu : Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Wahyu Allah
(agama) berisikan pengetahuan mengenai kehidupan seseorangyang terjangkau oleh
empiri maupun yang mencakup permasalahan yang transendental, seperti
latarbelakang dan penciptaan manusia, dunia dan segenap isinya, serta kehidupan
di akhirat nanti di hari kemudian. Pengetahuan ini berdasarkan kepercayaan dan
keimanan kepada Allah SWT sebagai sumber pengetahuan, kepada kehisupan akhiran,
kepada malaikat sebagai perantara Allah menemui para nabi, kaepada kitab-kitab
suci sebagai cara penyampaian, dan kepada para nabi sebagai perantara dan
penerima wahyu Allah tersebut. Kepercayaan inilah yang merupakan titik tolak
dalam agama dan lewat pengkajian selanjutnya dapat meningkatkan atau menurunkan
kepercayaan itu.
Mengenai pengertian wahyu , ada perbedaan
pendapat di kalangan ahli tafsir. Menurut bahasa wahyu itu artinya bisikan,
atau bisikan ke dalam hati, mengilhamkan atau isyarat yang cepat dan sangat
rahasia. Menurut Manna’ Al-Qathan (1973;32), yang dimaksud wahyu adalah al-isyarah
asy-syari;ah, yakni pesanpeasn allah yang disampaikan dengan jalan bisikan
ke dalam sukma Rasulullah SAW, dengan kata-kata yang tersembunyi yang sangat
cepat atau sebagian dengan tanda-tanda fisikal. Sebagaimana wahyu disampaikan
dengan gemerincing lonceng suara lebah, mimpi dan melalui Malaikat Jibril yang
menyerupakan seorang laki-laki. Isi semua wahyu hanya diketahui Rasulullah SAW,
atas dasar pengetahuan yang diterima secara lansung dari Allah SWT. Oleh karena
itulah, makna wahyu adalah bisikan yang
tersembunyi, rahasia atau bisautin mujaradin.
Dibawah ini beberapa makna wahyu yang
diperkuat oleh ayat-ayat Al-Qur’an sebagaimana dikemukakan oleh Al-Qathan dalam
Mabahis fi - ‘Ulum Al-Qur’an :
1.
Wahyu diartikan pula dengan ilham yang
diberikan kepada manusia, sebagaimana ilham diberikan kepada Ibu Nabi Musa AS
yang terdapat surat Al-Qashash ayat 7.
2.
Wahyu dimaknakan sebagai ilham yang diberikan kepada
hewan atau binatang, sebagaimana Allah memberi ilham kepada lebah yang
dijelaskan didalam surat An- Nahl ayar 68.
3.
Wahyu diartikan dengan isyarat yang cepat ,
sebagaimana yang terdapat dalam surat Maryam ayat 1;
4.
Wahyu diartikan sebagai bisikan setan didalam
jiwa manusia dan perundingan, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-An’am ayat
112 dan 121;
5.
Wahyu adalah kalam Allah SWT kepada malaikat
agar menjalankan perintah-Nya untuk dissampaikan kepada para nabi dan
orang-orang terpilih dan beriman, sebagaimana terdapat dalam surat Al-Anfal
ayat 12.
D. Alat Pengenalan Pengetahuan Manusia
Secara sederhana pengetahuan pada dasarnya adalah
keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang
dibuat mngenai sesuatu gejala/peristiwa baik yang bersifat alamiah, sosial
maupun keorangan. Jadi pengetahuan menunjukkan pada sesuatu yang merupakan isi
substantifyang terkandung dalam ilmu. Isi itu dalam istilah keilmuan disebut
fakta (fact). Menurut pemahaman Walter Farmer dan Margaret Farrell, “
a fact is an event that has occurred and been recorded with no disagreementamong
the observers “. (suatu fakta adalah suatu peristiwa yang telah terjadi dan
telah dicatat tanpa pertentangan pendapat di antara para pengamat). Definisi
pengetahuan yang dikemukakan para ahli pada umumnya pada fakta-fakta.
Semakin luas dan panjang pembahasan tentang pengetahuan
maka akan semakin jauh pula permasalahan-permasalahan dan hal-hal yang dapat
menarik, mengambil, merekam kemudian menyimpannya dalam memori otak. Hal
tersebut adalah yang disebut alat yang dapat menyerap memperoleh dan
menghasilkan suatu informasi pengetahuan.
Kita memiliki lebih dari lima macam alat indera.
Organ-organ ini merupakan satu-satunya jalan dari mana kita mendapatkan informasi,
baik informasi tentang dunia luar maupun informasi tentang kondisi kita
sendiri, yang menjadi pengalaman kita. Semua pengetahuan bersumber pada
pengalaman dan pengalaman bergantung pada kesan-kesan keinderaan.
Karena fungsinya sebagai penerima, maka alat indera itu
disebut “Receptor”. Biasanya receptor ini dibagi tiga kelompok, yaitu sesuai
denganfirman Allah SWT surat An-Nahl ayat 78, telah dijelaskan tentang alat pengenalan
pengetahuan manusia, yaitu :
والله اخرجكم من بطون امهاتكم لا تعلمون شيئا وجعل لكم
السمع والابصار والافئدة لعلكم تشكرون÷ÇÐÑÈ
Artinya : “ Dan Allah mengeluarkan kamu
sekalian dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu sekalian bersyukur
“.
Pada ayat
diatas mengungkapkan 3 alat yang bisa memperoleh dan menghasilkan pengetahuan
diri manusia, yaitu :
1. السمعatau pendengaran berarti telinga atauالاذن
2. الابصارatau penglihatan berarti mata atauالعين
3. الافئدةatau hati berartiالدماغ القلوب . Menurut Dr. Hanifuddin Mahadun, M.Ag, dalam bukunya
“Bedah Otak” :
a. adalah daya talar, potensi, kemampuan berfikir logis, dengan kata lain
disebut akal ( Q. Shihab ).
b. adalah akal yang menurut sebagian orang tempatnya di dalam jantung(القلوب) (Tafsir Ibnu Katsir).
c. الافئدة
Terdapat dalam otak الدماغ nonfisik القلب : adalah Min (akal pikiran) dan Secret
Thought, yaitu pikiran tersembunyi.(Pendapat lain).
d. Adalah Heart (jantung), bukan Lever (hati), kata hati dalam bahasa arab disebut
(كبد). (Kamus Al-Mawrid).
e. Adalah dalam pengertian non fisik (abstrak) قلب , atau Al-Lub (inti
akal), Al-Zakirah yag berarti ingatan, mental, atau Al-Quwatul ‘Aqilah yaitu
berarti daya fikir. (Kamus Al-Munawir).
Pengertian nonfisik dalam kedua kamus tersebut
lebih cocok untuk memahami kataقلب sebagimana penjelasan
dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 179 yang
artinya : “ Dan sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam
kebanyakan dari jin manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya
untuk memagami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai “.
Pada ayat
diatas disebutkan kataيفقهون yang artinya adalah aktifitas berfikir kritis yang hanya dapat dilakukan
oleh sistem memori atau akal manusia yang bersifat abstrak. Jadi kalau قلب lebih pas diartikan akal
atau sistem memori.
Berbeda dengan
pembahasan Prof. F. Patty MA, dkk, dalam buku “ Pengantar Psikologi Umum “
tentang fungsi alat indera sebagai “receptor” ini dibagi menjadi 3 kelompok,
yaitu :
1. Exteroceptors, yaitu : alat-alat indera yang terdapat dalam bagian exterior
atau luar tubuh kita dan menerima perangsang dsri luar tubuh kita.
a. Alat indera jarak (distance receptors)menerima perangsang yang melampaui
suatu jarak :
(1) Penglihatan (mata)
(2) Pendengaran (telinga)
(3) Pencium (hidung)
b. Alat indera kontak (contact receptors) yang menerima perangsang dengan
jalan kontak :
(1) Perasa dengan cara kontak
(2) Perasa panas
(3) Perasa sakit
2. Interoceptors, yaitu: alat-alat indera yang terdapat pada bagian interior
atau dalam tubuh kita, dan yang menerima perangsang dari dalam tubuh kita.
(1) Alat indera dalam susunan perencanaan
makanan :
(a) Pencium
(b) Pengecap
(c) Perasa lapar
(d) Perasa haus
(e) Perasa mual
(2) Alat indera dalam susunan peredaran darah
(3) Alat indera dalam susunan pernapasan
(4) Alat indera dalam susunan reproduktif
(1) Alat indera dalam susunan perencanaan
makanan :
(2) Alat indera dalam susunan peredaran darah
(3) Alat indera dalam susunan pernapasan
(4) Alat indera dalam susunan reproduktif
3. Proprioceptors, yaitu : alat-alat indera yang terdapat di antara dinding
dalam dan dinding luar tubuh kita era dalam yang menerima perangsang dari
bagian-bagian yang bersangkutan.
(1) Alat indera keseimbangan
(2) Alat indera dengan tugas kinestesis, yitu :
(a) Alat indera dalam otot
(b) Alat indera dalam urat otot
(c) Alat indera dalam persendian
Semua alat pengenalan
pengetahuan seperti yang telah dibahas diatas yang fungsinya sebagai
organ-organ tubuh yang dapat menerima, memperoleh dan merekam infrmasi baik
dari dalam atau dari luar manusia kemudian diproses dan diolah oleh otak yang
pada akhirnya menjadi suatu produk ilmu pengetahuan.
Otak adalah
media akal fikiran yang kerjanya fultime, otak bekerja terus selama 24 jam dan
akan istirahat ketika manusia dalam keadaan tidur, dalam keadaan tidurpun otak
tetap bekerja tapi tdak secara optimal. Setiap saat otak selalu siap menerima
transformasi dari semua alat indera. Peransang-perangsang alam mengakibatkan
terjadinya perangsang keinderaan yang diteruskan oleh urat syaraf sensoris ke
otak. Dan setelah peransang tiba di otak pada bagan-bagian tertentu maka
terjadilah penginderaan.
Otak memiliki satu triliun sel otak, 100
milyar sel syaraf aktif (Neuron), dan 900 milyar sel lain yang merekatkan,
memelihara dan menyelubungi sel-sel aktif tersebut, pada setiap 100 milyar
Neuron dapat tumbuh bercabang hingga sebanyak 20 sel cabang. Secara harmonis
otak dapat bekerja pada dua sisi :
1.
Otak kiri yang mempunyai sifat akademis
2.
Otak kanan mempunyai sifat kreatif.
Dari kedua otak tersebut cara kerjanya memiliki empat
bagian yang berbeda, yaitu : a) Otak naluriah, b) Otak penyeimbang, c) Otak
emosional, dan d) Otak korteks/neo korteks atau otak berfikir yang mengagungkan
dan berfungsi ; berfikir intelektual, penalaran, perilaku waras, bahasa,
kecerdasanyang lebih tinggi, pembuatan keputusan, kendali motorik sadar dan
spiritualitas, dan ideasi (penciptaan gagasan) non verbal.
Ahli Neuro Science mengatakan bahwa struktur otak
laki-laki dan perempuan berbeda.
Implikasi perbedaan struktur ituterjadi pada cara dan gaya melakukan sesuatu.
Laki-laki dan peremnpuan menunjukkan perbedaan dalam beberapa hal, di antaranya
:
1.
Emosi
2.
Tingkah laku sekual
3.
Proses berbahasa
4.
Kemampuan spasial
5.
Problem-problem marematis. (Taufik P,h 92).
Kesimpulan :
Pengetahuan merupakan proses usaha manusia untuk tahu,
Pengetahuan adalah isi pikiran, Pengtahuan identik dengan kebenaran, dsan
kebenaran adalah Pengetahuan, maka didalam kehidupan manusia dapat memiliki
pengetahuan dan kebenaran.
Pengetahuan diperoleh dari beberapa sumber, yaitu :
1. Empirisme atau dari pengalaman
2. Rasionalisme atau dari akal pikirannya sendiri
3. Intuisionisme atau dari alat indera dan hati tanpa penalaran
4. Wahyu atau ilham dari Allah SWT, yaitu bisikan-bisikan Allah SWT yang
diberikan kepada manusia sebagai pengetahuan.
Alat-alat yang bisa digunakan oleh manusia untuk
memperoleh pengenalan pengetahuan adalah semua alat indera yang dimikiki, yaitu
:
1. Mata yang dapat melihat dan mengamati
2. Telinga yang dapat mendengar
3. Hidung yang dapat mencium
4. Mulut yang dapat mengeluarkan suara
5. Kulit yang dapat menyentuh, meraba dan merasakan
6. Insting atau otak yang dapat berimajinasi, berproses dan mengolah
informasi.
Daftar Pustaka
H. Burhanuddin Salam, Drs,Logika
Materiil (Filsafat Ilmu Pengetahuan), Rineka Cipta 1997
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu,
Liberty Yokyakarta 2000
Beni Ahmad Saebani, Drs. M.Si, Filsafat
Ilmu, Pustaka Setia, Bandung 2009Ida Hanif Mahmud, Dra, M.Pd.I
Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, , Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta : Difa Publisher2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar